Sunday, September 16, 2007


One day mindfullness retreat and lazyday with Dharmajala..

Dingin...dan dingin

September 17

September 17, 2007 ( jam 12:18 waktu indonesia bagian rumah gua sesuai yang ada di laptop)

Hari Minggu adalah hari yang menyenangkan. Sama seperti hari-hari Minggu lainnya ketika diri ini mengijinkan diri untuk ada di Jakarta, Vihara Ekayana tercinta adalah tujuan pertama selain tentunya wisma Patra tercinta, tempat untuk bersua dengan sahabat spiritual di Sanggha Dharmajala.

Diri ini memang harus mengaku bahwa kebijaksanaan ternyata masih jauh dari genggaman. Ketika mata terbuka di pagi hari, ada perasaan nyaman yang menghasut mata untuk terpejam kembali. Meskipun ada sisi di dalam yang dengan setia mengingatkan untuk bangun dan "sitting" ternyata si nyaman akhirnya menang dan diri ini sukses untuk terbangun tepat jam 8 pagi. Sosok pertama yang muncul di pikiranku adalah putri Julie, sosok gadis yang sudah lebih dari satu kali mengatakan kepadaku untuk datang ke KPD pagi. Setelah bayangan dia muncul tanpa ijin, perasaan bersalah juga tidak mau kalah untuk ikut mampir. Ya, begitulah jika sebuah janji tidak ditepati, beribu alasan terlintas di kepala yang dengan cepat, dan teramat kreatif mencari pembenaran akan diri yang memang seharusnya sudah malu karena ada kata-kata yang tidak ditepati. Kemarin malam sebelum mata terpenjam, sebuah sms terkirim ke Julie. Di dalamnya ada janji untuk bergabung berlatih bersama dengan Sanggha KPD pagi. Tapi apa daya, ketika brother Tje Liang mampir ke rumah, diskusi kita pun terjadi. Dan ini memang menyenangkan sekaligus menjadi lonceng bagi diriku. Dharma terkadang bisa menjadi virus yang melekat di dalam kita. Dan jika kita tidak bijaksana, kita akan terjebak ke dalam lingkaran intelektual yang bisa membuat kita semakin jauh dari bijak ( lonceng mindfulness clock berbunyi...) Namun itu masih bisa dimohon untuk dimaafkan. Yang agak berat untuk dimaafkan adalah ketika film Ocean's Thirteen akhirnya tersedia untuk ditonton. Meski mata sudah minta ampun, memohon untuk dipejam, dan tubuh ini sudah letih, keinginan untuk melihat apa yang menarik dari film tersebut tetap kuat. Namum kali ini aku menang, aku tidak menontonnya sampai selesai. Alhasil, mata dan tubuh ini bisa terbangun jam 8 dan..

Ada banyak orang yang punya tujuan yang beragama untuk melangkahkan kaki ke tempat-tempat studi agama. Vihara juga diisi oleh orang-orang yang datang dengan tujuan yang beragam. Mohon maaf jika pikiran ini tidak bisa menjangkau apa yang ada di benak orang lain, tetapi hanya bisa sekedar menjangkau ke dalam diri ini saja. Mudah2an datang ke vihara untuk menjaga mencetak formulir retret dan menjaga stand retret termasuk tujuan yang lurus; meskipun agak sulit dibilang tulus. Meskipun hanya berhasil melayani 2 orang yang ingin tahu tentang retret Pemula, mudah2an lagi tidak ada orang lain yang iri dengan kebahagiaan yang aku rasakan. Dan diri ini dengan senang hati memberikan kesempatan kepada orang lain yang juga ingin merasakan kebahagiaan itu dengan melakukan hal yang aku lakukan.Makan siang juga bisa menjadi tempat untuk berbagi. Seorang sahabat bertanya tentang bagaimana posisi PU dan VM. Sambil makan, pikiran ini juga dengan senang hati bekerja untuk mencari solusi. Terlepas dari benar atau tidak, biarlah orang lain yang memutuskan. Hasil olah pikiran untuk pertanyaan sahabat tersebut terpusat pada pembagian tugas, tanggungjawab dan tujuan aktifitas. Untuk kegiatan spirtual dan religius, Persamuhan Umat memiliki porsi dan tanggungjawab untuk melakukan ini. Perayaan Waisak, Kathina, dhammaclasss, retret, Bina VIdya dll yang tujuan sudah pasti dan teramat jelas untuk membina kualitas mental umat Buddha, PU jelas harus bertanggungjawab untuk ini. Untuk urusan di luar itu, sahabat-sahabat yang bergabung bersama VM lebih baik memfokuskan dirinya.

Bicara, dengan diri sendiri atau orang lain, bisa bermanfaat dilihat dari jenis pembicaraan dan siapa yang diajak untuk bicara. Berbicara dengan seorang sahabat yang punya hobi melahap dengan cerdas buku-buku karya Dharma master jelas harta karun yang tidak bisa ditemukan setiap saat. Dan jika diteropong lebih jauh dan dalam lagi ke dalam hati sabahat seperti itu, keinginannya untuk berbagi apa yang ia dapatkan dari santapan batinnya adalah sebuah berkah. Tanpa keinginan untuk berbagi, mustahil bisa ada yang bisa dibagi. Dan lebih mustahil juga akan ada kebahagiaan di dunia ini. Kebahagiaan memang berakar dari keinginan untuk berbagi, akar yang bercabang kepada keinginan dan niat kuat untuk belajar, dan juga berlatih. Tidak mudah memang untuk mendapatkan insight dari sebuah coretan Dharma master. Kualitas latihan dalam bentuk perenungan yang wajib dilakukan yang harus ditingkatkan. Teramat menyedihkan jika barisan kalimat-kalimat penuh makna hasil karya para guru hanya sekedar menjadiRa kata-kata tanpa makna.

Mencari manusia yang bisa menguasai waktu memang pekerjaan yang tidak mudah. Jika tidak dimulai dari diri sendiri, sudah pasti isi dunia ini suatu hari nanti bisa dipenuhi oleh alasan dan argumen tentang keterlambatan. Seorang sahabat yang hari ini sudi mampir ke dalam kehidupan hari ini layak mendapatkan acungan jempol karena ia hari ini berhasil menjadi manusia yang bisa menghargai waktu. Ia datang tepat ke pertemuan kami, juga dengan sahabat-sahabat lain yang berhasil datang tepat waktu. Bukan hanya diri ini yang senang, semua orang juga senang ketika bincang-bincang kami juga menghasilkan sesuatu yang positif. Ada banyak waktu yang akhirnya bisa bermanfaat untuk memacu otak menjadi kreatif.

Perpaduan beragam pikiran ke dalam sebuah konsep hasil buah pikir beberapa manusia yang positif memang memberikan kontribusi bagi kedamaian dan kebahagiaan. Tidak ada salahnya jika kontribusi ini diberikan tepuk tangan yang sedikit meriah. Tepuk tangan yang lebih meriah lagi mudah2an juga bergema di Amitayus ketika hasil buah pikir yang "terlalu kreatif" ini nanti pada akhirnya benar-benar bisa membawa kesenangan, gelak tawa, perasaan geli, haru, sadar, dan cerah di pikiran para sahabat di Sanggha Dharmajala. Ini memang kali pertama teman-teman di Dharmajala menghadiahkan kado special kepada teman2 Dharmajalanya sendiri. Dan kado ini sangat spesial sehingga sahabat yang hadir hari ini untuk merencanakannya menggunakan pikiran "terlalu kreatif" mereka..Hasilnya, butuh kesabaran anda-anda semua untuk menerima hadiah istimewa ini.

Makan malam memang bukan sesuatu yang istimewa jika ia dilewatkan sendiri. Tidak semua orang seberuntung diri ini yang hari ini tidak perlu makan malam sendiri. Meski hanya tersedia semangkok nasi dan seporsi telur goreng ditambah irisan ketimun hasil belas kasih sahabat yang hari ini hadir semeja menemani, makan menjadi sangat nikmat. Meski ada kalanya hati kecil bertanya apakah ini termasuk latihan makan berkesadaran--dan jawaban yang lebih sering keluar adalah tidak--, disana ada kebahagiaan untuk hadir melihat senyum, tawa, dan canda sahabat yang juga sedang menikmati hidangan mereka. Nama makanan yang tidak bisa dieja dengan benar, hingga akhirnya nomor menu menjadi panduan untuk referensi makanan yang enak, dan teh hijau atau merah yang bisa ditambah, menambah nikmat ketika menyadari bahwa ada seorang sahabat yang rasa laparnya terpuaskan. Diri ini beruntung karena perut dan bagian-bagian yang ada di dalamnya tidak terlalu ngotot untuk dilayani tepat waktu. Namun hati ini merasa sedih jika mendengar ketidakberuntungan beberapa sahabat yang mempunyai sahabat yang bernama "maag." Ia memang agak bawel, minta diperhatikan, dan tidak segan-segan menyakiti. Seperti juga manusia, "maag" juga hobi membawakan perih dan pedih di perut. Namun, ia hanya perlu disiasati dengan diperhatikan. Bagi sobat yang punya teman baik ini, ingat kata kuncinya. Perhatikan dan sayangi dia. Ia adalah bagian dari anda, dan anda adalah bagian darinya.

Tuesday, August 21, 2007

Buddhist Camp 2007 PMVEG bag.1

Entah ini adalah sebuah awal yang baik atau buruk, tapi diri ini selalu yakin bahwa di balik setiap kegiatan selalu saja ada hikmah yang bisa dipetik, pelajaran yang bisa menjadi ilham, dan kesalahan yang harus diperbaiki agar kebodohan tidak terulangi. Jika memang tidak ada siapaun yang merasa keberatan, maka ijinkan jari-jemari ini bersatu padu dengan pikiran untuk menekan tombol-tombol keybord di laptop untuk berbagi; berbagi apa saja dari Buddhist Camp 2007 PMVEG.
Menulis judul tulisan ini saja pikiran sudah dibuat bingung memilih. Apakah judulnya harus menggunakan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Tapi akhirnya pikiran memilih untuk menulis judul dengan bahasa Inggris, bukan untuk gaya, tapi untuk sekedar mempersingkat waktu saja. Sama seperti permulaan judul ini yang menimbulkan kebingungan, Buddhist Camp PMVEG 2007 ini juga mendatangkan kebingungan; buat diri ini sebagai seorang nara sumber, konsultan. Bingung ini tentu saja tidak datang dari dalam saja, tetapi juga dari luar. Bingung dari luar dimulai dari susunan acara/kegiatan dfrat awal yang aku terima, hingga revisi yang hasilnya adalah kebingungan kedua (kali ini yang bingung adalah pihak panitia), hingga kebingungan pada hari pelaksanaan.
Mohon dimaafkan jika diri ini masih terikat dengan kesombongan sehingga ia merasa pantas dianggap sebagai seorang konsultan, jika tidak boleh dipanggil ahli, pelatihan, atau event-event pendidikan lainnya. Segera setelah email yang berisi susunan acara lengkap dengan attachmentnya selesai dibuka, disana jelas terlihat bahwa Buddhist Camp kali ini kehilangan sentuhan yang bisa membuat para peserta pulang dengan jiwa yang berbeda ( sesuai dengan propaganda panitia). Sesuatu harus dilakukan. Harus ada pertemuan dengan orang-orang yang bertanggungjawab dan mempunyai wewenang untuk membuat keputusan untuk membuat acara ini berbeda dengan Buddhist camp yang lainnya.
Pengalaman memang bisa menajdi kekuatan sekaligus menjadi kelemahan jika kekuatan pengalaman tidak diimbangi dengan kerendahan hati. Tidak ada senyuman yang terlihat, atau cahaya mata yang bersinar dari adik-adik yang mempunyai kesempatan untuk membuat keputusan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Memang agak berat menghadapi dua orang senior yang kaya pengalaman tapi masih miskin kasih sayang dan pengertian. Tapi, sekedar untuk membela diri, tiap-tiap manusia memang tidak sama dalam hal menggunakan kekuatan pengalaman. Mudah2an ini adalah kali terakhir diri ini menutup pendengaran dan penglihatan terhadap perasaan dan keinginan orang lain.
Ah, agar tidak terlalu lama berputar-putar di kebingungan ini, mari kita lanjutkan ke kebingungan yang lain. Kebingungan ini garis awalnya adalah bagaimana memberangkatkan manusia-manusia yang ingin menikmati hari-harinya di sebuah tempat antah berantah yang jauhnya kurang lebih 1/6 hari perjalanan dengan melewati jalanan panjang, berliku, macet dan membosankan. Pilihannya ada pada kendaraan umum yang disebut dengan tronton; yang katanya bisa memuat 50 orang. Ternyata pilihan ini agak sedikit meleset. Jumlah manusia yang mau berangkat ternyata terbukti tidak sebanding dengan jumlah tronton yang siap berjuang bersama-sama. Namun paling tidak, dari sini saya belajar beberapa hal lagi; yang sudah pasti menambah kekayaan pengalaman saya.
Jangan main-main dengan jumlah; atau data. Meskipun jumlah tidak abstrak, ia bisa menjadi abstrak jika ia tidak diperhitungkan dengan baik, jika ia dianggap remeh, dan jika sama sekali tidak dipedulikan. Berhati-hatilah, sekali lagi, berhati-hatilah dengan jumlah. Ia hanya membutuhkan perhatian dan kesadaran yang tidak terlalu tinggi. Menghitung kapasitas tronton, jumlah peserta, dan pantia, dan juga barang-barang yang akan berpetualang bersama-sama memang pekerjan mudah, tapi tidak boleh terlewatkan. Kita, anda, siapa saja yang berada di Ekayana Buddhist Centre pada malam tanggal 16 Agustus 2007, tentunya mengerti apa yang kisah apa yang sedang dibabarkan lewat paragraf ini.
Ijinkan tulisan selanjutnya ini bertutur tentang kepedulian dan kebaikan hati. Manusia tentu saja sudah pasti tahu bahwa kepedulian dan kebaikan hati adalah dua sifat langka yang sudah sangat sulit ditemukan di dalam kehidupan ini. Tapi, mata ini kembali menjadi saksi bagaimana kepedulian dan kebaikan hati adalah senjata utama untuk membahagian orang lain. Manusia memang boleh saja menang dengan kekuatan egoisme, tapi kemenangan itu hanya untuk diri dia seorang. Manusia yang menggunakan kekuatan kepedulian dan kebaikan hati memang jarang menang, tapi mereka menang demi banyak orang. Kemenangan yang mereka raih dengan memberi kebahagian kepada sesama rasanya jauh lebih mantap daripada kemenangan untuk diri sendiri. Jika tulisan ini sepertinya agak meninggikan kepedulian dan kebaikan hati, mohon tidak ada yang egois dengan membencinya. Ini memang sengaja ditulis untuk mengenang orang-orang yang peduli dan berbaik hati agar sisa-sisa peserta yang tercecer bisa segera menyusul para sahabat mereka yang sudah terlebih dahulu lepas landas menuju Ciwidey.
Jakarta - Bandung memang bukan perjalanan yang jauh dan menyiksa. T

Wednesday, August 1, 2007

Asumsi

Anda benar, mereka benar, kalian benar, kami benar, kita benar dan saya juga benar. Demikianlah asumsi, ia mengalahkan semuanya tanpa perlu berpeluh mencari bukti dan fakta. Pandangan adalah saudara kembar asumsi. Setali tiga uang, kedua-duanya memang harus dijaga dengan baik dan diganjar dengan kehati-hatian ketika mereka sudah mengambil alih porsi kehidupan kita.
Asumsi yang baik menjebak, asumsi yang tidak baik juga tidak sama baiknya dengan asumsi baik, kedua-duanya lebih sering membawa manusia ke wilayah yang sama tidak jelasnya dengan asumsi. Mungkin sudah ada yang berpikir, bagaimana jika saja saya tidak punya asumsi? AH, itu masih jauh dari lika liku kehidupan manusia normal, jadi lebih baik kita tidak usah ajak dia untuk berdiskusi lebih lanjut.
Eh,,aku lanjutkan lain kali saja yah//